Dota 1, atau lebih dikenal sebagai Defense of the Ancients (DotA Allstars), adalah mod legendaris untuk Warcraft III yang menjadi cikal bakal Dota 2. Dirilis sekitar tahun 2003-2010, Dota 1 terkenal dengan balance yang kadang-kadang “rusak” karena hero-hero tertentu yang terlalu kuat (Overpowered atau OP). Hero OP ini sering mendominasi meta, membuat permainan tidak seimbang dan memaksa player untuk pick mereka atau counter dengan susah payah. Dalam artikel ini, kita akan bahas beberapa karakter paling OP di Dota 1, berdasarkan sejarah turnamen dan komunitas. Ingat, OP-nya relatif tergantung patch, tapi ini yang paling ikonik!
1. Pudge the Butcher – Raja Gank dengan Hook Mematikan
Pudge adalah salah satu hero paling ikonik dan OP di Dota 1, terutama karena kemampuannya untuk mengubah arah permainan hanya dengan satu skill.
- Skill Utama yang Membuat OP:
- Meat Hook (Q): Skill ini bisa menarik musuh dari jarak jauh, bahkan melalui tree atau unit lain. Di Dota 1, hook Pudge sering “laggy” dan sulit dihindari, membuatnya sempurna untuk gank mendadak.
- Rot (W): Damage over time yang stackable, plus slow, membuat Pudge sustain di fight.
- Flesh Heap (E): Passive yang meningkatkan strength dan magic resistance setiap kill, membuatnya tanky sekaligus damage dealer.
- Dismember (R): Ultimate stun yang bisa kill musuh lemah.
- Alasan OP di Dota 1:
- Hook-nya punya range panjang (sekitar 1300) dan bisa one-shot carry awal game. Di meta lama, Pudge sering dipick untuk roaming dan snowballing, terutama di map yang sempit.
- Counter sulit: Item seperti Linken’s Sphere belum seefektif sekarang, dan Pudge bisa build tanky dengan Heart of Tarrasque.
- Tips Bermain: Fokus farming mid awal, lalu gank lane. Build: Blink Dagger + Urn of Shadows untuk hook lebih cepat. Hindari hero mobile seperti Storm Spirit.
2. Earthshaker – Controller Area yang Tak Terkalahkan
Earthshaker (ES) adalah hero intelligence yang OP karena combo skillnya yang bisa wipe tim musuh dalam sekejap, terutama di team fight.
- Skill Utama yang Membuat OP:
- Fissure (Q): Stun linear yang block path, damage, dan disable blink.
- Enchant Totem (W): Buff damage untuk serangan berikutnya, sering combo dengan Fissure.
- Echo Slam (E): Ultimate yang damage berdasarkan jumlah hero musuh di area, bisa one-shot seluruh tim jika mereka clustered.
- Aftershock (Passive): Damage tambahan di area sekitar.
- Alasan OP di Dota 1:
- Echo Slam di patch awal punya damage masif (hingga 800+ magic damage) tanpa perlu setup rumit. ES mendominasi lane dan team fight, terutama di map Dota 1 yang kurang luas.
- Mudah snowball: Dengan Aghanim’s Scepter, Echo Slam jadi lebih kuat. Hero ini sering ban di turnamen seperti The International awal.
- Tips Bermain: Pick mid untuk farm cepat. Build: Arcane Boots + Blink Dagger + Aghanim’s. Gunakan Fissure untuk gank, lalu Echo Slam di fight besar. Counter dengan hero spread-out seperti Weaver.
3. Tiny the Stone Giant – Burst Damage Monster
Tiny adalah hero strength yang terkenal OP karena combo nuking-nya yang bisa kill carry dalam hitungan detik, bahkan di late game.
- Skill Utama yang Membuat OP:
- Avalanche (Q): AoE damage nuker yang stun semua musuh di sekitar.
- Toss (W): Lempar musuh ke udara, bisa combo dengan Avalanche untuk double damage.
- Tree Grab (E): Senjata tambahan untuk attack speed dan damage.
- Grow (R): Ultimate yang scale damage berdasarkan level, membuat Tiny jadi carry hybrid.
- Alasan OP di Dota 1:
- Combo Avalanche + Toss punya damage hingga 500+ di level rendah, one-shot squishy hero. Di Dota 1, Tiny bisa build pure damage dengan Echo Sabre atau Desolator, mendominasi meta carry.
- Fleksibel: Bisa offlane, mid, atau support. Sering dipick di pro scene karena scaling-nya gila di late game.
- Tips Bermain: Farm agresif di offlane. Build: Phase Boots + Echo Sabre + Blink. Combo: Avalanche dulu, lalu Toss ke arah tim. Hindari hero tanky seperti Axe.
4. Zeus – Nuker Global yang Tak Terbendung
Zeus adalah hero intelligence OP karena kemampuannya menyerang dari mana saja, membuatnya sulit di-counter di Dota 1.
- Skill Utama yang Membuat OP:
- Arc Lightning (Q): Chain lightning yang farm cepat dan harass lane.
- Lightning Bolt (W): Stun dan reveal musuh dari jarak jauh.
- Thundergod’s Wrath (E): Nuke AoE yang hit semua musuh di map (global).
- Static Field (Passive): Damage reduction untuk musuh di sekitar.
- Alasan OP di Dota 1:
- Thundergod’s Wrath bisa gank dari base, damage hingga 400+ magic di late game. Zeus farm cepat dan sustain dengan mana tinggi, mendominasi mid lane.
- Di meta lama, item seperti Aghanim’s membuatnya lebih kuat, dan kurangnya counter magic resistance membuatnya snowball mudah.
- Tips Bermain: Dominasi mid lane. Build: Null Talisman + Aghanim’s + Refresher Orb. Gunakan global nuke untuk pickoff. Counter dengan Black King Bar atau hero mobile.
5. Faceless Void – Carry dengan Ultimate Time-Stop
Faceless Void (FV) sering dianggap OP di late game Dota 1 karena ultimate-nya yang bisa disable seluruh tim musuh.
- Skill Utama yang Membuat OP:
- Time Walk (Q): Dash evade damage dan slow musuh.
- Backstab (W): Passive damage dari belakang.
- Time Lock (E): Stun acak saat attack.
- Chronosphere (R): Ultimate yang time-stop area, disable musuh tapi ally bisa attack.
- Alasan OP di Dota 1:
- Chronosphere punya durasi panjang (5 detik) dan radius besar, memungkinkan tim wipe musuh. FV scale bagus sebagai carry, terutama dengan Diffusal Blade atau Butterfly.
- Di turnamen, FV sering pick untuk comeback, karena ultimate-nya bisa reverse fight.
- Tips Bermain: Farm safe lane. Build: Manta Style + Butterfly + Heart. Aktifkan Chrono di team fight, pastikan tim follow up. Counter dengan hero burst seperti Lina.
Kesimpulan: Mengapa Hero Ini OP dan Dampaknya di Dota 1
Hero-hero seperti Pudge, Earthshaker, Tiny, Zeus, dan Faceless Void mendominasi Dota 1 karena skill mereka yang broken di meta waktu itu—range panjang, damage tinggi, dan utility gila. Mereka sering ban atau pick first di pro game, memaksa developer (IceFrog) untuk rebalance di patch selanjutnya. Meski Dota 1 sudah usang, hero ini jadi legenda yang menginspirasi Dota 2. Jika kamu main Dota 1 via emulator Warcraft III, coba pick mereka untuk nostalgia!
Leave a Reply